Kali ini saya ingin mengungkapkan suatu hal yang baru saja saya alami…ekspresi jati diri ini bergerak pada suatu peristiwa. Peristiwa ini saya alami ketika saya dan teman-teman sedang presentasi di depan kelas. Presentasi ini bukanlah pertama kali saya hadapi tapi sudah berulang kali dan rasa grogi tetap selalu ada. Hingga akhirnya seorang teman memberikan kritik pada kelompok kami dari hasil presentasi tersebut…sebagai seorang mahasiswa psikologi, saya sangat berterimakasih bahwa dengan kritikan kita bisa mengkoreksi diri. Tapi tidak memungkiri perasaan, kritik juga bisa membuat kita tersinggung. Hal itu karena kritikan itu terlalu pedas untuk di dengar atau orang yang memberi kritik tidak tau bagaimana cara berkritik yang benar-benar membangun bukan menyudutkan terlebih menjatuhkan.
So…berikut sedikit saya ulas bagaiman cara berkritik yang benar dari beberapa artikel yang saya peroleh…
Arnold. A. Lazarus, salah seorang psikoterapis paling berpengaruh di Amerika, pernah memberikan dua metode yang sangat baik untuk memberikan kritik yang tidak menyakiti orang atau menimbulkan perasaan terhina dan dendam, yaitu sebagai berikut.
Pertama, mintalah perubahan yang spesifik di masa mendatang, jangan menunjukkan sesuatu yang negatif di masa kini. Misalnya, sebagai ganti dari kata-kata “Kamu membiarkan garasi mobil terbuka semalaman”, cobalah untuk mengatakan “Lain kali, ingatlah untuk mengecek pintu garasi sudah terkancing belum sebelum masuk ke kamar tidur”, Atau sebagai ganti “Kamu itu hanya menghambur-hamburkan uang kita saja”. kita mengataakannya dengan “ Mulai besok, marilah kita bicarakan apa yang perlu dan tidak perlu kita beli”.
Teknik kedua untuk menyampaikan kritik yang membangun adalah : “meltakkan kritik dintara dua komentar positif”. Sebagai ganti dari perkataan “Kamu menulis laporan ini sangat buruk”, kita dapat mengatakan dengan metode kedua ini, “Kamu menuliskan dengan sangat baik pada kata pengantarnya, tapi di bagian tengah dan penutupan rasanya terlalu lemah.
Dengan sedikit perbaikan lagi, saya yakin kamu dapat menyatukannya menjadi laporan yang benar-benar sempurna”. Orang yang menerima kritik yang simpatik seperti ini tidak akan sakit hati tapi justru akan terbangun untuk memperbaiki kesalahannya. Sesungguhnya para pembimbing thesis atau “paper” di S1, S2, maupun S3 memakai metode kritik seperti ini.
Siapakah yang dapat melewati hidup ini tanpa sekalipun menerima kritik? Tentu tak seorangpun bukan? Namun sangat sedikit orang dapat menghadapi kritik dengan layak atau bagaimana memanfaatkan kritik tersebut dengan efektif. Pada hakekatnya kritik terbagi menjadi tiga kategori. Kritik yang membangun, kritik yang merusak (destruktif) dan kritik yang tidak relevan.
Kritik yang merusak memang datang sebagai serangan untuk menyakiti, menjatuhkan dan menghancurkan. Sesungguhnya ini tak bisa dikatakan sebagai kritik karena tujuannya untuk menghancurkan, dengan penuh dendam dan kejengkelan. Hal seperti ini sebaiknya dihadapi dengan kepala dingin, waras dan jernih supaya kita tidak sama dengan si pengkritik, mempunyai masalah psikologis tertentu.
Kritik yang membangun, disampaikan secara bijak, mengarah langsung ke inti masalah dan benar-benar bertujuan untuk memperbaiki tanpa kejengkelan.
So..friend. kita kita bisa ambil garis besar bahwa jika sebuah kritik itu membangun, belajarlah darinya. Sedang untuk kritik yang merusak, bila kita dapat melanjutkan pekerjan kita tanpa bantuan atau hambatan dari si pengkritik, dengan dingin, tegas dan mantap, tantang saja si pengkritik itu. Dan yang terakhir, bila kritik yang kita terima itu tidak relevan, abaikan saja, atau tertawakan dengan gembira, dan si pengkritik akan kecewa dan kapok mengkritik yang tanpa perasaan! Memang tampaknya enak dan menyenangkan mengkritik orang lain, apalagi bila kita bisa menemukan celah dari hasil kita mengorek-ngorek kesalahan orang yang kita kritik, karena hal tersebut bisa kita jadikan senjata untuk melontarkan kritik kita. Kita sebagai umat islam tidak berhak untuk mencari-cari kesalahan orang lain lalu menyebarkannya apalagi berusaha mempermalukan orang tersebut didepan umum, dengan menggunakan ilmu/kepandaian kita.
Oleh karena itu jangan cuma sekedar bisa meng-kritik atau mencari-cari kesalahan orang lain saja, coba lakukan terlebih dahulu, ”semua hal” yang dilakukan orang yang kita kritik atau yang kita cari-cari kesalahannya, kemudian lihat hasil yang kita capai, apakah hasil yang kita capai lebih baik darinya, sama dengannya atau lebih buruk darinya? Mampukah kita berbuat seperti dia, sebaik dia, atau lebih baik dari dia? Dan kalaupun ternyata kita memang mampu berbuat lebih baik daripada orang yang kita cari-cari kesalahannya/kritik, maka bersyukurlah, jangan sampai hal tersebut menjadikan kita ujub dan tidak berarti hal tersebut membolehkan kita meneruskan mencari-cari kesalahan orang lain, perhatikanlah hadits-hadits shahih terkait.
Mengkritik orang lain boleh - boleh saja, selagi kritikan itu bersifat membangun. namun alangkah indahnya jika kritikan itu di sampaikan dengan kata - kata yang baik, ramah dan lembut,bukan sebaliknya menyudutkan bahkan menyalahkan. kemukakan dengan santun dan bijak.
ekspresi jati diri ini bukan bermaksut untuk menggurui…sama sekali bukan namun hanya bentuk kritikan yang benar-benar membangun (Insyaallah). Agar bisa mengetahui bagaimana cara berkritik yang benar.
Pragmatic Play launches new online slot studio in Indonesia
BalasHapusPragmatic Play, the 김제 출장샵 leading 강원도 출장마사지 provider of 광주광역 출장마사지 casino 순천 출장샵 content to the iGaming industry, has launched its new slot studio in Indonesia. 출장안마