inilah yang dirasakan oleh seorang hamba Sebuah Perenungan dari orang yang tersingkirkan dari sebuah sistem. Ribuan karakter dan kamuflase ia rasakan. Mencari mana yang cocok untuk dijadikan sebuah ideologi. Tapi nyatanya kembali lagi pada hal yang seharusnya dijalani.
Ia sangat mencintai kebebasan. Cintanya pada kebebasan, tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya pengenalan pada berbagai ilmu baik secara implisit atau eksplisit, baik secara eksternal maupun internal. Kecintaannya pada sebuah ilmu, membuatnya semakin tertantang untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang konsep alam serta yang paling menarik ialah konsep manusia, menurutnya manusia merupakan makhluk yang sempurna karena dalam satu jiwa manusia bisa menjadi dua jiwa.
Di saat keadaan seolah tidak mendukung untuk menggapai cita-citanya. Bahkan... orang-orang yang berada di sekelilingnya pun "mendukung" untuk menyerah.
Katanya... kegagalan bisa dipahami karena kondisi yang tidak mendukung, serta keadaan ekonomi di rasa cukup untuk menjadi alasan agar berhenti berjuang. Tapi ia sangat menginginkan untuk terus berjuang, sampai apa yang diinginkannya tercapai.
Padahal banyak orang mengatakan tidak mungkin. Padahal banyak orang mengatakan wajar jika menyerah. Padahal banyak orang mengatakan berapa banyak uang yang akan di dapatkan. Padahal banyak orang mengatakan itu bukan jaminan untuk bisa bekerja dengan jabatan tinggi. Dan lain-lain, Sekali lagi beberapa definisi alasan yang sangat cukup di jadikan acuan untuk segera menyudahi perjuangannya.
Namun ia teringat oleh perkataan seorang Guru yang berkata bahwa “Yang perlu kamu latih adalah kesabaran dan ketekunan menjalaninya. Kemudian fokus pada tujuan dan konsentrasilah pada apa yang sedang kamu kerjakan, maka apa yang menjadi tujuanmu bisa tercapai. Setidaknya jangan pernah merasa pesimis, dan jika tujuannmu tidak tercapai maka percayalah ada tujuan lain yang telah di siapkan untuk kamu. Serta ilmu yang telah kamu dapatkan tidak akan pernah habis dan basih. Kamu akan menjadi orang yang kaya akan ilmu. Dan bila kamu memutuskan untuk mengejar cita-cita kamu, maka …. all the universe conspires in helping you to achieve it. Seluruh alam semesta akan berkonspirasi untuk menolong kita mencapai cita-cita kita itu. ”
Kembali suatu pengalaman hidup seseorang yang terus berusaha mencapai cita-citanya karena berani meninggalkan comfort zone dan mengambil resiko ketidakpastian asalkan dia bisa mencoba menjalani apa yang ditaruhkan dalam hatinya.
Lebih dari itu semua ia berharap bahwa apa yang ia jalani merupakan hasil dari cara ia memandang kehidupan, baik dan buruk hanya sebuah warna abu-abu yang tidak bisa di definisikan oleh siapapun kecuali oleh seseorang yang menjalani kehidupannya sendiri.
Satu hal yang ia ingat bahwa jika kita tidak bisa mencapai tujuan kita padahal kita sudah berusaha semaksimal mungkin, sudah jujur, sudah berdoa. Maka hal yang harus kita lakukan ialah bersabar.
”Bila kekayaan itu tidak membahagiakan semua orang kaya dan sebaliknya bila kemiskinan itu tidak menyedihkan semua orang miskin, maka kebahagiaan itu tidaklah sesuatu yang spektakuler. Dia sangat sederhana, dia ada disekeling kita, bahkan dia ada dalam hati kita. Mudah bukan untuk memperoleh kebahagiaan? begitu sederhana…..
Kebahagiaan itu begitu indahnya disaat kita berada dalam pribadi yang setia pada hal-hal yang benar……Bertutur kata yang benar, bertindak yang benar…akan mendatangkan kebahagiaan dalam hidup kita…Menjadi pribadi yang jujur, menjadi pribadi yang memberi….pun pasti memberikan kebahagiaan pada diri kita…..
“SO JANGAN PERNAH MENYIMPAN SESUATU UNTUK KESEMPATAN ISTIMEWA, KARENA SETIAP HARI DALAM HIDUPMU ADALAH ISTIMEWA!”
Ia mengerti bahwa kehidupan seharusnya menjadi sumber pengalaman. Supaya bisa hidup, tidak semata-mata supaya bisa survive (bertahan hidup) saja.
Kata-kata “Suatu Hari …..” Dan “Suatu saat nanti…..” sudah lenyap dari kamusnya. Jika dengan melihat, mendengar dan melakukan sesuatu ternyata bisa menjadi berharga, ia ingin melihat, mendengar atau melakukannya sekarang.
Ain al-kaff
Tidak ada komentar:
Posting Komentar