jika kita ingin mencapai sesuatu hidup yang baik, yang indah, dan terasa bernilai serta bermakna. maka hal yang harus kita lakukan adalah membebaskan diri dari kekuasaan irasional, hawa nafsu dan emosi serta mengarahkan diri menurut akal budi.

Jumat, 11 Maret 2011

sejak saat itu



Dari saat itu, sejak semua hampir lenyap dalam kabut sore yang begitu dingin. Dermaga kehidupan akan mulai kembali berjalan dalam alunan ombak yang begitu dahsyat. Ku merenung apa yang akan ku lakukan sebelum semua terlambat dan berlalu pergi begita saja.
Sudah sejak itu, aku ingin berlari padamu. Memeluk erat dirimu tanpa ingin ku tahu kapan gelap akan kembali muncul di hadapan kita. Erat…erat sekali hingga tubuh kita begitu melekat di antara hawa dan adam.
Masih tetap merenung, di antara desiran angin aku masih berdiri di tempatku tanpa bergerak, hanya mata yang terus menerus menatapmu. Tak peduli bagaimana angin menghempaskan pandanganku terhadapmu, tak peduli debu yang mengotori mataku.
Aku berharap waktu tak berjalan secepat itu, berhentilah…berhenti demi kehampaan seorang pencinta yang begitu sulit untuk merengkuh tangan kekasihnya. Berhentilah seakan ku pasangankan jangkar yang begitu besar dan kuat.

Dia…dia tetap berjalan memasuki pintu yang akan mengantarkan ke tempat tujuannya, tanpa mengatakan sepatah kata lagi. Tak kau pikirkan kah apa yang akan terjadi padaku ?. Kumohon..mohon berbaliklah dan lihatlah betapa aku masih menginginkanmu.
Pelupuk mata ku telah penuh dengan air yang terlanjur keluar. Ya…aku menangis, aku telah menangisimu, aku menangisi ketidak berdayaanku. Dan aku mulai menangisinya sejak saat itu.

31-01-2011
hiday

Tidak ada komentar:

Posting Komentar