kulihat embun menghalangi pancaran wajahmu
tak terbiasa kudapati terdiam mendura
apa gerangan bergemuruh di ruang benakmu
sekilas kilau mata ingin berbagi cerita
tak terbiasa kudapati terdiam mendura
apa gerangan bergemuruh di ruang benakmu
sekilas kilau mata ingin berbagi cerita
kudatang sahabat bagi jiwa
saat batin merintih
saat batin merintih
usah kau lara sendiri
masih ada asa tersisa …
masih ada asa tersisa …
dekapkanlah tanganmu di atas bahuku
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
di depan sana cahya kecil ‘tuk memandu
tak hilang arah kita berjalan
… menghadapinya …
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
di depan sana cahya kecil ‘tuk memandu
tak hilang arah kita berjalan
… menghadapinya …
sekali sempat kau mengeluh kuatkah bertahan
satu persatu jalinan kawan beranjak menjauh
satu persatu jalinan kawan beranjak menjauh
kudatang sahabat bagi jiwa
saat batin merintih
usah kau lara sendiri
masih ada asa tersisa …
saat batin merintih
usah kau lara sendiri
masih ada asa tersisa …
dekapkanlah tanganmu di atas bahuku
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
di depan sana cahya kecil ‘tuk membantu
tak hilang arah kita berjalan
… menghadapinya …
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
di depan sana cahya kecil ‘tuk membantu
tak hilang arah kita berjalan
… menghadapinya …
dekapkanlah tanganmu di atas bahuku
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
di depan sana cahya kecil ‘tuk membantu
tak hilang arah kita berjalan
… menghadapinya …
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
di depan sana cahya kecil ‘tuk membantu
tak hilang arah kita berjalan
… menghadapinya …
tak hilang arah kita menjalaninya
… menghadapinya … (usah kau lara sendiri)
… menghadapinya … (usah kau lara sendiri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar